MIMPI JANGANLAH MATI Andre Khaidir Nuh Malam hai malan jangan merayu, bulan hai bulan biarlah sahdu Mata hai mata usaplah sedih, hati hai hati jangan berurai Mimpi hai mimpi janganlah mati, surga hai surga ini sesaji Pelangi-hai pelangi sudah kucari, puisi hai puisi jangan memaki Janji hai janji usah menagih.. Andre Khaidir Nuh Bebulan sudah kumenangis Amboi belum lengkap kuberdetak Tinggal lagi Warna pagi Menghamba hijau menuju perak Terpasung mata terpesona Engkau tuan semangat hidup Embun dan cahaya pecutan nasib Ingatkan aku memujamu Argamakmur, 24 juli 2002 Andre Khaidir Nuh Menyeret Malu Muka ke buntut dada terbelah… Dag dug Bau sampah merembes dari mata Tertawa yang setengah Hujat ! Hujatlah. Sit..! Peduli setan Mati sekalipun kalah tak terbeli Berbangga langit dan air liur Muka dunia air comberan Argamakmur 16 pebruari 2003 MATILAH BULAN Andre Khaidir Nuh Bah !! Bulan sabit birahi lagi. Air liur menggenang separoh lantai Ambil Pisau Ambil Bintang Matilah bulan. Argamakmur 12 April 2003 SEPI Andre Khaidir Nuh Kepompong di otak Bebas Bagaikan buih dilaut, terbang merenggang, keruh disapu badai. Bagaikan percabangan, kembali patah, jatuh ke bumi, hilang terbenam. Jahanam !!! Argamakmur 12 April 2003 Andre Khaidir Nuh Mereka, meraup perut leluhur di alas tidur Pribumi terus bermimpi walau kepala dan hati sama ngantuknya, Sesekali meradang belas. ..atas nama leluhur !!! Ah.. kasihan sekali.. Kepahiang 17 Agustus 2005 Andre Khaidir Nuh Pulang yang ini, adalah bersenggamanya waktu dengan waktu. Merayap dari ubun. Terbuka ruang seperseribu… Tersentak, hilang *** Sebuah rumah diujung batas kematian dan kelahiran, seorang ibu berdendang Mampirlah kita membawa masa lalu tempat waktu dihidangkan Dikursi nasib kita sandarkan rencana memungut bintang dikepala ..Dulu kita pernah berbagi Diatas meja semesta kita terawang peta-peta makna, Istana pilihan di dalam hutan pilihan. Buntu dan buta kita jadikan koma, kita palingkan dengan seteguk keyakinan, dan sepring do’a. Sedikit kesepakatan dan sebatang rokok dengan kepulan asap kecemasan. Kembali kita merangkak lagi… Diujung batas kematian dan kelahiran, menyusuri sisi jarak, turun kegaris bumi membawa cahaya, memungut kerikil-kerikil penyesalan, menyusunnya menjadi tangga, menuju mata air mata angin, melamabaikan tangan keseluruh dunia, memberi salam cinta.. Lalu bagaimana dengan rindu..? Apalagi..!! Selain hembusan sepi yang datang dari akar gaib. Ikatan kuat pada pohon semangat bernama kesetiaan, semakin menyesakkan dada, dimana setiap jengkalnya cabangnya digantungkan kematian mimpi.. …Maka selesailah semuanya.. Dan para sahabat menjadi saksi terbenturnya harapan dikaki murka sumpah. Dari puncak keagungan masa Sang penyaksi mencatat tanpa rona sangka,.. Suaranya ada dimana-mana Menjadi anak angin mata perawan, cahaya bulan embun dihati. Menjadi warna seribu pagi, alunan nada pelangi-palangi. Menjadi tanda panah dirumah ini, tanda musim berbunga lagi… Andre Khaidir Nuh Kemudian bulan menaiki kenderaanku. Lalu dia bertanya,”Apa kaitannya kendaraan ini dengan saya?” Ini kendaraan orang yang matanya membara, namun terpasung oleh waktu. Kendaraanku kerinduan, bekalku keinginan untuk betemu, petunjukku adalah malam-malam yang tak pernah sampai kepadamu. Wahai jiwa yang bersih betapa menyiksanya bara ini…. Lalu… Bulan tak lagi bersuara. Di bibir pantai ku pungut dosa itu. Kubenamkan bulan di debur jantung. Kurenggut sinarnya bersama ciuman yang tak pernah selesai. Ia menyatu dengan nafas. Memberiku waktu bercengkrama dengan iblis. Sampai angin kembali membawanya kelangit. Kini, Tuhan begitu saja menjauh dari palung dada, meninggalkan amarah. Ah.. betapa mudahnya membunuh sujud-sujud malam. Tafakur menjadi fosil. Zikirku hanyut hilang di laut senja.. Aku kalah dan terbenam. Kepahiang, 22 Juni 2007
Sabtu, 06 September 2008
Sabtu, 26 Juli 2008
adakah yang lain peduli !!!
SEMARANG, 9/4 - CARE FOR NATURE. Bowo, a performing artist, has his body covered with green paint as a critic to people who don't care with the nature and environment in Semarang Central Java April 8, 2008. The moral story campaigned by Bowo was that all human should be friend with trees, water, winds, and stones. FOTO ANTARA/R Rekotomo/mes/di/08
Rabu, 19 Maret 2008
kisah kisah pencerahan
Banyak kisah yang beredar seperti bintang di kepala kita. ada yang hanya seperti meteor yang lewat begitu saja. ada juga yang menjadi sampah. membuat semakin berat berjalan. Namun banyak kisah yang sangat berarti dan berguna bagi kehidupan. Kisah tersebut tidak pernah mati di telan jaman. mereka beredar dalam orbitnya sendiri.
Dan hanya orang-orang yang mengilai cinta yang kemudian bertemu dengan sang pemiliknya.
Berikut cukilan kisah kisah tersebut, diantara ribuan kisah-kisah yang lain......
selamat menuju Pulau.. Pulau pencerahan. dan semoga suatu saat kita berkumpul di pulau tersebut dalam cinta..
Baca kisah Selengkapnya (klik disini)
Langganan:
Comment Feed (RSS)